Oleh: Ahmad Anwar Musyafa’
Peneliti di monash institute dan ativis HMI
Pada saat pemilu, rakyat-rakyat kecil yang memiliki masalah ekonomi kurang baik apakah yang dia dapatkan?, bukan lain hanyalah uang, sembako, dan propaganda-propaganda yang di berikan TIMSES (tim sukses) kepada mereka supaya memilih kandidat yang telah mereka tentukan. Kita sebagai rakyat yang kurang memiliki ekonomi yang mumpuni otomatis sebagian dari kita pasti ada yang menerima dan mengiyakan ajakan tersebut, maka dari itu boleh di bilang, harga diri seorang pemimpin bisa di tentukan dengan uang. Itulah pemimpin zaman sekarang.
Berdasarkan kasus-kasus diatas apakah kita diberi contoh dan dan tauladan yang baik dari pimpinan kita pada masa sekarang ini. Pemimpinnya saja begitu, apalagi rakyatnya. Katanya indonesia menginginkan supanya krisis ekonomi bisa membaik, tapi malah sebaliknya. krisis ekonomi kita saat ini sangat buruk, tingkat pengangguran sangat banyak, dan harga sembako serta BBM rencananya akan di naikkan lagi, sedangkan rakyatnya saja tidak begitu di perhatikan.
Pemimpin yang baik seharusnya berani mengambil resiko dalam hal membangun dan memajukan negaranya, bukan hanya berani lempar batu sembunyi tangan. Yang hanya mengandalkan bawahan-bawahannya, padahal bahannya tersebut belum tentu bisa di andalkan. Untuk bisa menjadi pemimpin yang baik Seharusnya mempunyai sedikitnya empat prinsip dasar ketika menjalankan pemerintahannya. Saat ini kita sangat merindukan sosok pemimpin yang bisa mengayomi dan memberikan kesejahteraan buat rakyat, hal itu sungguh menjadi idaman bagi seluruh rakyat indonisia dan khususnya rakyat kecil yang terpinggirkan. Empat dasar tersebut adalah: Selalu bertukar pikiran demi kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya, berfikir secara manusiawi dalam menangani suatu masalah, berfikir untuk maju dan percaya akan maju bersama, luangkan waktu untuk berunding sendiri.
Selalu bertukar pikiran demi kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya
Artinya adalah: seoarang pemimpin harus sering berhubungan dengan rakyat-rakyatnya teruma rakyat yang terpinggirkan, supaya pemimpin bisa mengetahaui kekurangannya dan bisa membenai dengan adanya hubungan itu. Tapi sampai sekarang kita belum menemukan sosok pemimpin yang mempunyai jiwa sosial yang seperti itu.
Berfikir secara manusiawi dalam menangani suatu masalah
Sebagai pemimpin seharusnya memiliki kontrol dan pengendalian emosi, supaya bisa menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, bukan seenaknya saja dalam menyelesaikan suatu masalah yang tau-tau akan mengakibatkan kerugian pada rakyat yang tidak tau asal-usul masalah itu.
Berfikir untuk maju dan percaya akan maju bersama
Sosok pemimpin harus mempunyai cara bagaimana untuk bisa memajukan keadaan rakyatnya yang terpuruk seperti saat ini, terutama bidang ekonomi dan pengangguran pemuda desa yang kesulitan mencari kerja serta memberikan beasiswa kepada anak-anak desa yang takut akan mahalnya biaya kuliah. Jika hal itu dilaksanakan pemimpin kita zaman sekarang mungkin keterpurukan ekonomi kita tidak akan semakin memburuk, melainkan Negara kita akan mengalami perubahan yang kita idam-idamkan yaitu memajukan indonisiadalam bidang ekonomi supaya tidak terlibat dalam urusan utang Negara.
Luangkan waktu untuk berunding sendiri
Sebagai pemimpin seharusnya jangan di buat pusing. Dan pemimpin harus mempunyai waktu untuk menenangkan dan merenungkan diri untuk berunding dengan diri sendiri tentang keadaan rakyat. Kalau saja rakyat tidak di persulit seperti zaman sekarang, mungkin pemimpin kita akan tenang dan tentram.
Andai saja pemimpin kita memiliki sedikitnya empat dasar tersebut maka kemungkinan besar Negara kita akan tenang dan tentram serta akan menuju padakeinginan yang selama ini kita idam-idamkan, Tidak ada satupun korupsi dan tidak ada kekerasan dalam Negara kita ini. tapi kenyataannya pemimpin kita sekarang hanya mementingkan dirinya sendiri tak menghiraukan rakyat yang menderita dan terpinggirkan. Itulah sebab Negara kita ini tidak bisa maju dan selalu terpuruk dalam bidang apapun.
Sebenarnya Negara memiliki kekayaan alam yang sangat tinggi, tapi pemimpin-pemimpin kita kurang begitu memperhatikannya sehingga kekayaan yang seharusnya kita miliki begitu mudahnya di ambil alih oleh Negara lain. Contoh: PT. Freeport yang menambang emas dan timah di papua itu milik siapa?, itu bukan milik indonisia melainkan milik orang berkebangsaan Amerika srikat (AS). Coba kita bayangkan dengan keadaan masyarakat di sana, yang mengalami krisis pangan dan dan yang lainnya. Tidak bisa disalahkan kalau masyarakat papua terus bentrok sama aparat-aparat. Itulah sebabnya kalau pemimpin kita egois, dan rakyat yang seharusnya mendapat perhatian lebih malah sebaliknya.
Pada kesimpulannya boleh dikatakan bahwa “Negara kita yang sudah merdeka ini tapi masih saja di jajah”, karena ulah dari pemimpin-pemimpin kita yang egois dan mengandalkan kekuasaannya sebagai alat untuk memperkaya diri. Wallahu a’lam bi al-shawab.
Sumber : http://www.rimanews.com/read/20120901/74025/pemimpin-buta-rakyat-menderita
No comments:
Post a Comment