Kapitalisme: Kelas-kelas dan Pertentangan Kelas
Upah
murah, ketidakpastian kerja (lewat sistem kontrak dan outsourcing serta
PHK), dan ketiadaan jaminan sosial kerja merupakan masalah yang tiap
harinya bersentuhan dengan buruh Indonesia.Masalah ini berhubungan erat
dengan masalah-masalah lain yang ada pada rakyat mayoritas. Seluruh
rakyat berhadapan dengan kebutuhan hidup yang tinggi,ketiadaan lapangan
pekerjaan, mahalnya biaya kesehatan dan pendidikan, dll,semakin
menyebabkan buruh maupun rakyat mayoritas sulit untuk hidup
sejahtera,apalagi untuk mengembangkan aspek-aspek kemanusiaannya
(belajar, berkesenian,bersosial) sebagai manusia.
Pada
saat yang sama, ada sebagian kecil masyarakat yang hidup mewah,
berkecukupan bahkan tidak perlu mengeluarkankeringat setetes pun, uang
terus mengalir ke brankas mereka. Mereka adalah parapemilik
perusahaan/pemilik modal, dimana perusahaannya sendiri seringkali
bahkan bukan dijalankan oleh dirinya, melainkan oleh para direktur dan
manajer yang diupah tinggi. Mereka juga menguasai bank-bank,
pertambangan, industri (pabrikdan jasa), menguasai industri media (tv
dan Koran), dan menguasai seluruhbarang-barang konsumsi dan kebutuhan
hidup sosial manusia lainnya.
Penggolongan masyarakat
tersebut (golongan mayoritas: rakyat bekerja keras-hidup sulit &
golongan minoritas:para pemilik modal, tidak bekerja-hidup mewah, dan
menguasai dan mengatur kehidupan masyarakat) merupakan hasil dari
pembagian masyarakat dalam sistem ekonomi kapitalisme. Kapitalisme,
sebuah sistem ekonomi dimana kapital (modal,kekayaan) dan pemiliknya
menjadi “Tuhan-Tuhan” baru yang diciptakan dan menjadi penguasa dunia
saat ini. Seluruh kebutuhan sosial manusia/masyarakat (makan,pakaian,
rumah, sekolah, kesehatan, transportasi, kesenian, bahkan agama,
dsb.) diubah menjadi barang dagangan dan dikuasai oleh para pemilik
modal. Yang tidak mampu membeli tidak bisa mendapatkannya. Bahkan seluruh
nilai-nilai luhurbudaya (solidaritas, saling berbagi, tolong menolong
dan sebagainya) dihancurkan dan digantikan dengan nilai-nilai baru yang
semuanya diukur dengan uang, harta dan kekayaan (menjadi barang dagangan
yang harus dibeli). Jadi pembagian kelas yang terjadi di masyarakat
bukanlah karena nasib yang ‘memang begitu adanya’, bukan juga karena
dunia sudah dibagi menjadi dua kelas sebagaimana adanya siang-malam,
baik-buruk, kaya-miskin, dst, melainkan terbentuk dari sistem ekonomi
yang dijalankan.
Sistem ekonomi-politik
kapitalis medilahirkan, dibentuk, dan lalu dipertahankan oleh pihak-pihak
yang diuntungkan oleh sistem itu, yaitu para pemilik kapital/modal.
Sebagai contoh para pengusaha/pemilik modal yang bersikeras
mempertahankan sistem kerja kontrak dan outsourcing atau menolak upah
layak, ini bukan karena mereka tidak tahu kalau buruh tidak sejahtera,
tapi karena hanya dengan cara seperti inilah mereka dapat menumpuk
keuntungannya dan pada akhirnya dapat mempertahankan sistem kekuasaan
modal ini berjalan.
Di sisi lain kelas
buruh berkepentingan untuk mendapatkan kesejahteraan. Kepentingan ini
jelas bertentangan dengan kepentingan para pemilik modal. Perbedaan
kepentingan (antara buruh dan pengusaha) ini merupakan gambaran paling
sederhana dan paling jelas bagaimana dalam suatu masyarakat terdapat
golongan-golongan yang saling bertentangan kepentingannya, baik secara
ekonomi, maupun secara politik. Penggolongan masyarakat dalam
ekonomi-politik inilah yang disebut sebagai“kelas-kelas” . Dimana dalam
sistem ekonomi kapitalisme, alat-alat produksi(pabrik, tanah, teknologi
dll), yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang-barang kebutuhan sosial
masyarakat justrudikuasai oleh pribadi-pribadi, atau segelintir orang
dan bukan menjadi miliksosial (Negara rakyat).
Lebih
hebatnya lagi, para pemilik modal ini kemudian juga aktif dalam politik,
mendirikan partai politiknya ataupun menjadi penyokong utama
partai-partai politik ini. Akhirdari semua aktivitas politik ini
berikutnya mereka pun dapat menguasai parlemen(DPR/DPRD), dan menguasai
pemerintahan. Dengan menguasai pemerintahan dan parlemen, maka seluruh
kebijakan yang dihasilkan oleh pemerintah dan parlemen(DPR/DPRD) dapat
dipastikan merupakan cermin dari kepentingan dari para pemilik modal ini.
Ditambah lagi, agar sukses dijalankannya kebijakan
ini, perangkat-perangkat dukungan pun dipersiapkan: dari mulai kampanye
palsu(alasan kenapa kebijakan tersebut yang diambil), hingga perangkat
kekerasannegara (polisi, tentara, pengadilan dan penjara). Sederhananya,
negara pun akhirnya dikuasai oleh mereka.
Perjuangan Kelas, Bentuk Perjuangan dan Organisasinya
Bagi
kita yang sudah pernah dan terbiasa berjuang menuntut kesejahteraan di
sebuah perusahaan, atau di berbagai aksi kawasan atau aksi mogok nasional
sudah biasa pula bagi kita melihat keberpihakan negara(pemerintah,
aparat, pengadilan, dll) terhadap klas pengusaha/pemilik
modal, sebagaimana penjelasan diatas. Tetapi pernyataan ini bukanlah
berarti bahwa mayoritas kelas buruh sudah memahami bahwa perjuangan kelas
buruh juga harusmelakukan perjuangan untuk merebut kekuasaan negara
yang dikuasai oleh kelas pemilik modal.
Gerakan kaum
buruh yang dipimpin oleh serikat buruh, biasanya hanya menekankan
tentang perjuangan ekonomi, yaitu perjuangan yang hanya menuntut sebagian
isu atau sebagian tuntutan kelas buruh. Mayoritas kelas buruh pun masih
belum paham bahwa akar dari penindasan yang dialaminya saat ini akarnya
bersumber dari sistem ekonomi kapitalisme yang dijalankan. Untuk memahami
ini, kita harus memahami soal-soal ekonomi politik, dan sejarah
perjuangan kelas.
Bahwa dalam setiap masyarakat berkelas,
seperti halnya dalam masyarakat kapitalisme, pertentangan klas adalah
sesuatu yang tak dapat dihindari. Sejak kapitalisme lahir (lebih dari 300
tahun lalu) pertentangan antara buruh dan pengusaha telah dimulai. Dari
perlawanan perlawanan sendiri-sendiri, hingga akhirnya membangun
perlawanan bersama dalam sebuah organisasi sekerja yang dikenal dengan
nama serikat buruh. Biasanya penindasan di tempat kerja dan “perjuangan
ekonomi” di tempat kerja (perbaikan upah,kondisi kerja, dll) yang
dilakukan oleh buruh di masing-masing perusahaan menjadi motor penggerak
lahirnya sebuah serikat buruh di masing-masing perusahaaan. Kesadaran
bahwa, semakin bersatu buruh akan menjadi lebih kuat,dan adanya
kesadaran sebagai sesama kelas buruh, mendorong terbangunnya
persatuan-persatuansesama buruh. Ini mendorong terbentuknya penyatuan
serikat-serikat buruhsektoral (sering dikenal dengan federasi), atau
persatuan serikat buruhlokal/territorial, atau gabugannya menjadi
konfederasi serikat buruh. Bahkan persatuannya terjadi hingga antar
negara (federasi/konfederasi internasional).
Sementara
kelas-kelas tertindas lainnya: kaum tani, pedagang kecil, nelayan dan
rakyat miskin lainnya, juga menghadapi penindasan yang sama seperti yang
dialami kelas buruh. Seperti halnya kelas buruh, kelas-kelas inipun
berjuang hanya memperjuangkan kepentingan kaumnya. Misalnya kaum
tani berjuang untuk merebut tanah yang dirampas negara (misalnya
perhutani) atau oleh pemilik-pemilik modal (pengusaha tambang, hutan,
perkebunan dsb), nelayan yang menuntut subsidi BBM, pedagang kecil yang
menolak penggusuran atau perjuangan rakyat miskin lain dalam aksi-aksi
menuntut hak-hak ekonomi sesuai dengan masing-masing kepentingan ekonomi
kelompoknya. Masing-masing kelompok kelas tertindas ini membangun
organisasi perjuangannya masing-masing: serikattani, nelayan, pedagang
kaki lima, rakyat korban penggusuran dan lainnya.
Perjuangan
ekonomi, perjuangan menuntut kesejahteraan sejatinya tidaklah akan
pernah tercapai selama akar dari penindasan itu sendiri yaitu sistem
ekonomi kapitalisme tidak dihapuskan. Sederhananya, kita dapat
saksikan bagaimana perjuangan menuntut upah minimum yang layak setiap
tahunnya terus terjadi. Karena kenaikan upah sebesar apapun akan diiringi
dengan kenaikan harga dan munculnya kebutuhan-kebutuhan sosial lainnya,
sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat. Kenaikan upah menjadi
tidak ada artinya dibandingkan dengan kenaikan harga dan kebutuhan sosial
lainnya. Demikianlah sistem kapitalisme berjalan, ia akan menyesuaikan
diri atas kenaikan upah yang terjadi di buruh. Kesejahteraan dan keadilan
bagi buruh dan rakyat banyak tidak akan dapat tercipta dalam sistem
ekonomi kapitalisme.
Oleh karena itu, perjuangan ekonomi
atau perjuangan menuntut kesejahteraan yang telah dilakukan oleh gerakan
serikat butuh haruslah dikembangkan dan menjadi bagian dari sebuah
perjuangan politik. Yaitu perjuangan untuk melancarkan perebutan
kekuasaan politik: pemerintahan, parlemen, dan akhirnya perebutan siapa
yang menguasai negara. Menggantikan penguasa negara yang sebelumnya
dikuasai oleh kelas pemilik modal, dengan DIRINYA SENDIRI (kelas buruh
dan rakyat mayoritas lainnya). Dititik inilah,sebenarnya kaum buruh (dan
rakyat pekerja lainnya) mulai membuat perhitungan sejati dengan kelas
penindasnya selama ini.
Dengan dikuasainya negara oleh
buruh dan rakyat pekerja, maka berbagai kebijakan yang dihasilkan akan
berkebalikan dengan situasi saat ini.Sederhananya saja, misalnya ketika
negara dikuasai oleh buruh maka upah buruhakan dinaikkan, tidak boleh
ada PHK, jam kerja dikurangi tanpa pengurangan upah sehingga semua orang
mendapatkan pekerjaan, sistem kerja kontrak dan outsourcing akan
dihapuskan, seluruh kebutuhan-kebutuhan sosial (pendidikan sampai
perguruan tinggi, pension, kesehatan: baik pencegahan maupun
pengobatan,perumahan, perawatan anak, taman bacaan, internet dan
sebagainya) yang semula menjadi barang dagangan (harus dibeli) dirubah
menjadi hak yang harus dapat dinikmati oleh semua orang tanpa
mengeluarkan uang sepeserpun. Seluruh sumber-sumber kekayaan alam (migas,
tambang, hasil hutan dan laut) dan sektorvital untuk rakyat banyak akan
menjadi milik negara rakyat pekerja. Pengusaha yang menolak dan
melakukan perlawanan seperti lock-out misalnya, bukan saja
berhadapan dengan negara melainkan akan berhadapan dengan rakyat.
Kaum buruh pastinya, akan siap menjalankan perusahaan-perusahaan yang
tidak mau dijalankan pemilik modal. Akhirnya sistem ekonomi pun secara
bertahap diubah menjadi sistem ekonomi yang lebih berkeadilan sosial,
berpihak ke rakyat banyak dan bukan ke segelintir orang. Sistem ini
sering disebut dengan sistem sosialisme, (yang sebenarnya jika membaca
sejarah perjuangan kemerdekaan dan konstitusi UUD 45 kita, sistem inilah
yang menjadi cita-cita kemerdekaan:mensejahterahkan kehidupan rakyat,
dan membangun keadilan sosial bagi seluruh rakyat).Semua hal yang
digambarkan diatas sebenarnya sering digaungkan dengan slogan yel-yel;
“BURUH BERKUASA, RAKYAT SEJAHTERA!”
SerikatBuruh
Serikat
buruh merupakan bentuk organisasi kelas buruh pertama dan saat ini
merupakan organisasi terbesar tempat berhimpunnya kelas buruh secaraluas
dibandingkan bentuk organisasi buruh lainnya. Sehingga tidak
dapat terelakkan bahwa perjuangan politik kelas harus juga dimulai dan
dibangun darisini. Melalui serikat buruh inilah, massa kelas buruh
dihimpun guna melakukan melancarkan perjuangan ekonomi sehari-hari
(kenaikan upah, penghapusanoutsourcing dan sistem kerja kontrak dan
sebagainya) atau perjuangan untuk isu-isu tertentu.
Perjuangan
ekonomi sebagai bentuk awal perjuangan kelas buruh merupakan latihan
perjuangan dari seluruh massa kelas buruh. Kemenangan-kemenangan kecil
(dipenuhinya tuntutan) dan juga kekalahan-kekalahan yang akan terjadi
terus menerus, akan menjadi pelajaran penting dan proses pertumbuhan
kesadaran politik kelas buruh. Kemenangan utama dari perjuangan kelas
buruh terletak pada semakin bersatunya massa kelas buruh sebagai sebuah
kelas dan meningkatnya kesadaran perjuangan kelas buruh dariperjuangan
ekonomi menjadi perjuangan politik kelas buruh.
Perjuangan
ekonomi yang dilakukan kaum buruh dan dilancarkan olehgerakan serikat
buruh tidak akan serta merta dapat memunculkan “kesadaran politik kelas”
yaitu kesadaran perjuangan untuk merebut kekuasaan politik daritangan
kelas berkuasa dan menghapuskan sistem ekonomi yang menindas yaitu
kapitalisme sebagai akar dari penindasan yang dialami kelas buruh dan
kelas terhisaplainnya. Walaupun demikian, perjuangan ekonomi yang
dilakukan gerakan serikat buruh pun sebenarnya juga bersentuhan “politik”
misalnya dalam aksi menuntutupah layak, penghapusan sistem kontrak dan
outsoursing, jaminan sosial,pendidikan dan kesehatan gratis dan
sebagainya. Sebagaimana dijelaskan diatas,dalam aksi perjuangan semacam
ini, kelas buruh melihat bagaimana pemerintah,parlemen (DPR/DPRD), dan
partai politik yang ada terlihat berpihak kepada kelaspemilik
modal/pengusaha dibandingkan kepentingan kelas buruh. Oleh
karenanya,sebenarnya dalam perjuangan buruh yang luas (bukan perjuangan
di tingkat perusahaan) yang dilakukan oleh gerakan serikat buruh, juga
menghasilkan “BENIH-BENIH”kesadaran politik dan BENIH-BENIH kesadaran
perlawanan terhadap sistem ekonomi kapitalsime. Tetapi BENIH tetaplah
BENIH yang perlu dirawat, dijaga dan ditumbuhkan menjadi buah”.
Mengembangkan “Benih-Benih Kesadaran Politik” ini tidak bisa hanya
dilakukan oleh gerakan serikat buruh sendiri, melainkan butuh sebuah
partai politik kelas. Sederhananya, serikat buruh adalah sekolahan
awal bagi perjuangan massa kelas buruh untuk bisa mengerti mengapa
perjuangan politik dan membangun sebuah partai politik kelas harus
dilakukan.
Perjuangan untuk merebut kekuasaan negara dan
menghapuskan penindasan sistem ekonomi, merupakan sebuah perjuangan yang
tidak lagi sekedar menuntut atau sekedar meminta belas kasih penguasa dan
pengusaha melainkan mengambil hak kekuasaan rakyat (kelas buruh dan
kelas tertindas lainnya) dari tangan kelas bermilik saat ini (kelas
pemodal/pengusaha). Perjuangan yang memiliki cita-cita demikian, disebut
sebagai sebuah perjuangan politik.
Untuk membangun
sebuah perjuangan politik, dengan cita-cita mengangkat kelas buruh dan
kelas tertindas lainnya menjadi penguasa (secarapolitik dan ekonomi
berikutnya – menguasai negara – menjadi pemerintah), tidakcukup hanya
menggunakan organisasi serikat buruh. Dibutuhkan bentuk organisasi lain
diluar serikat buruh yaitu yang biasa dikenal sebagai partai
politikkelas. Perjuangan politik adalah bentuk perjuangan tertinggi dari
perjuangan kelas.
Partai Politik Kelas
Berbeda
dengan serikat buruh, partai politik kelas, biasanya anggotanya adalah
para pejuang-pejuang buruh dan pejuang rakyat lainnya yang sudah memiliki
pengalaman perjuangan sebelumnya di serikat buruh atau serikat rakyat
dan memiliki “kesadaran politik” (memiliki pengetahuan tentang
sistem ekonomi kapitalisme, hakekat dan tujuan serta strategi-strategi
perjuangan). Sementara serikat buruh/serikat rakyat adalah organisasi
massa (organisasi sekerja), dimana kesadaran dan keaktifan anggotanya
sangatlah bermacam-macam. Siapa saja yang mau membayar iuran serikat pada
dasarnya dapat menjadi anggota serikat buruh.
Pastinya
partai kelas buruh berbeda dengan partai-partai politik yang saat ini ada
di parlemen atau partai politik yang baru muncul yang akan ikut dalam
pemilu 2014 nantinya. Seluruh partai politik ini tidak
memilikikepentingan berbeda satu sama lain. Karena bila dicek seluruh
partai yang adadi bangun/didirikan, atau setidaknya disokong kuat dan
dikuasai oleh para pemilik modal. Sehingga kepentingan mereka pun pada
dasarnya tidak berbeda antara satu partai dengan partai lain, mewakiliki
kepentingan segelintir orang/minoritas yaitu kelompok berpunya (pemilik
modal). Kalau pun ada bedanya, bukanlah soal yang mendasar, yaitu
penolakan terhadap sistem ekonomikapitalisme yang menindas rakyat
(walaupun bisa saja ada anggotanya yang antikapitalisme dan pro terhadap
gerakan dan perjuangan buruh). Pertentangan diantara partai-partai ini
lebih didasarkan karena mereka ingin kelompok merekalah yang menang
pemilu, menang di parlemen (DPR/DPRD), menang dipemilihan presiden dan
menguasai pemerintahan. Sehingga nantinya, kelompokmereka lah yang akan
menikmati hasilnya (menumpuk kekayaan dan modal). Sementara kaum buruh
dan mayoritas rakyat tidak mengalami perubahan apa-apa.
Sementara
partai kelas buruh, kepentingan sejatinya tidak memiliki kepentingan
berbeda dengan kepentingan sejati kelas buruh dan mayoritas
rakyat. Kepentingan sejati kelas buruh dan mayoritas rakyat (terlepas
apakah buruh danmayoritas rakyat sudah sadar atau belum) adalah
menghapuskan penindasan yang dialaminya, dimana akarnya justru ada pada
sistem ekonomi kapitalisme (sistem ekonomi setan uang dalam bahasa jaman
pergerakan kemerdekaan). Perjuangan tahap pertama yang harus dilalui
adalah merebut kekuasaan negara dari kekuasaan kelas berkuasa saat ini
(kelas pemilik modal). Inilah tahapan untuk menghapuskan penindasan dan
ketidakadilan di masyarakat. Lewat negara yang dikuasai inilah,secara
pasti perubahan sistem ekonomi dilakukan, menjadi ekonomi
yang berkeadilan bagi rakyat banyak. Jika pergantian kekuasaan sebelumnya
(dariSoeharto- SBY), selalu kelompok minoritaslah yang menguasai
negara, maka partai kelas buruh bercita-cita menaikkan kaum mayoritas:
kaum buruh dan rakyat jelata menjadi penguasa negeri.
Bentuk-bentuk
perjuangan politik dari kelas buruh bisa bermacam-macam: dari mulai
demonstrasi massa dan pemogokan politik (merubah kebijakan pemerintah,
termasuk kebijakan ekonomi), membentukpartai politik, ikut pemilu dan
menempatkan pejuang-pejuangnya di parlemen secara damai, hingga
perjuangan jalanan menumbangkan kekuasaan. Sekali lagi yang harus
diingat, perjuangan ekonomi dan perjuangan politik harus
dilakukan beriringan. Oleh karenanya, partai politik kelas buruh haruslah
memiliki hubungan yang erat dengan serikat-serikat buruh, baik yang
progresif (merah),yang radikal reformis, bahkan dengan serikat-serikat
buruh yang “memble atau yang menjadi kaki tangan pengusaha/penguasa
sekalipun”. Karena pada dasarnya karakter-karakter dari serikat buruh
yang disebutkan diatas lebih pada pengaruh dari pimpinan-pimpinan serikat
buruh tersebut. Sementara di massanya, seringkali jauh lebih maju
kesadaran dan keinginan untuk berjuangnya.
Situasi Perjuangan Kelas Buruh Saat Ini dan Tugas Mendesaknya
Disadari
bahwa mayoritas kelas buruh bahkan yang sudah berserikat sekalipun dan
sudah terlibat dalam berbagai perjuangan menuntut kesejahteraan,terlibat
dalam pemogokan, belum memiliki kesadaran politik untuk berkuasa
dan menghapuskan sistem kapitalisme. Mayoritas kelas buruh belum
menyadari bahwa selain serikat buruh, mereka membutuhkan partai politik
kelas untuk meraih cita-cita perjuangan politik kelas buruh: “Buruh
Berkuasa, Rakyat Sejahtera!”
Tetapi disisi lain, terdapat
fakta bahwa di kalangan pejuang-pejuang buruh, sebagiannya duduk menjadi
pimpinan-pimpinan serikat buruh, sudah menyadari akan kebutuhan ini.
Hanya saja, usaha-usaha serius untuk membangun sebuah kekuatan politik
kelas buruh (partai politik kelas buruh), tidak dilakukan secara serius.
Mayoritas pejuang buruh yang sadar akan hal inipun larut pada pekerjaan
hanya membangun perjuangan serikat buruhnya. Tetapi,
sentuhan-sentuhan politik dalam perjuangan ekonomi yang dilakukan(mogok
lokal, mogok nasional, nuntut penghapusan outsourcing dan kontrak, nuntut
jaminan sosial, menolak RUU Kamnas dan RUU Ormas, persatuan
dansolidaritas sesama buruh/antar serikat, bahkan mendukung calon-calon
dalam pilkada ataupun taktik menitipkan calon mereka ke parpol dalam
pemilu 2014 dan lain sebagainya) sebenarnya memberikan lahan luas untuk
mendorong maju gerakan buruh dari gerakan serikat buruh menjadi sebuah
gerakan politik untuk membangun sebuah partai politik kelas buruh.
Pekerjaan ini tidak dapat ditunda-tundalagi.
Pembangunan
partai politik kelas buruh tentu saja pengerjaannya tidak seperti yang
dilakukan seperti “partai-partai buruh” yang pernah dibentuk, yang
tujuannya tak lebih dari sekedar dapat ikut serta pemilu, dan dapat ikut
serta berkuasa (baca: menikmati kekuasaan bersama kelas penindaslainnya)
dan bukan untuk menaikkan kelas buruh menjadi berkuasa dan
menghapuskansistem ekonomi kapitalisme.
Organisasi
politik kelas buruh (partai kelas buruh) haruslah dibentuk bukan oleh
segelintir elit pimpinan serikat buruh yang berkumpul, berkongres dan
membentuk partai. Melainkan harus dibangun dari kesadaran gerakan
perjuangan kelas buruh saat ini. Artinya, para pejuang buruh
danburuh-buruh maju/sadar, dari serikat manapun yang telah memiliki
kesadaran akan pentingnya membangun sebuah partai politik kelas buruh
hurus mulai berkumpul,mendiskusikan secara bersama bagaimana membangun
organisasi politik ini dan mengembangkannya secara luas kepada
anggota-anggota serikatnya yang paling aktif. Persatuan kelas buruh harus
ditingkatkan dari persatuan perjuangan serikat buruh menjadi persatuan
perjuangan untuk membangun partai politik kelasburuh.
Situasi
terakhir, terdapat debat di kalangan kawan-kawan pimpinan serikat buruh,
atas dukung atau tidak mendukung calon yang dianggap berpihakkepada
kaum buruh terutama di Bekasi, terkait pemilihan Gubernur dan
WakilGubernur Jawa Barat. Ke depan menghadapi pemilu 2014, pastinya
banyak debat soal memasukkan atau tidak penting memasukkan
pimpinan-pimpinan serikat buruhke partai-parti politik yang ada untuk
menjadi anggota DPR/DPRD. Semuanya iniakan sangat berguna jika saja kita
sudah memiliki sebuah organisasi politik, sehingga akan ada kesatuan
tindakan, dan manfaat yang lebih jauh bagi gerakan atas pilihan-pilihan
ini. Oleh karena terlepas dari debat diatas, kenyataan ini semakin
menunjukkan bahwa pembangunan sebuah partai politik kelas buruh
harus segera dilakukan. Seluruh pejuang-pejuang buruh dan perjuang rakyat
lainnya yang tersebar di berbagai serikat buruh dan organisasi rakyat di
masing-masingkota harus segera bertemu merumuskan bagaimana mengawali
langkah pembangunan partai politik kelas buruh ini.
Sekian, salam
juang..
No comments:
Post a Comment